Padang Pariaman, Sumatera Barat — Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat kembali menunjukkan komitmennya dalam merespons kondisi kedaruratan pascabencana melalui kehadiran langsung di tengah masyarakat. Tim dosen dari Program Studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) dan Akuntansi UM Sumatera Barat, yang terdiri dari Fadil Maiseptian, S.Sos.I., M.Pd.. Immu Puteri Sari, S.E., M.Si., dan Tim LLHPB Fitri Yulianis, S.E., M.Si., turun ke Jorong Asam Pulau, Nagari Anduriang, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman memberikan dukungan trauma healing pada hari Minggu tanggal 7 Desember 2025 bagi warga ranting Aisyiyah yang terdampak banjir. Kegiatan ini menjadi wujud nyata peran perguruan tinggi dalam memperkuat pemulihan masyarakat melalui sinergi keilmuan dan pengabdian.
Pelaksanaan trauma healing difokuskan pada penyintas banjir yang mengalami tekanan emosional dan kecemasan pascabencana, khususnya lansia. Pendampingan dilakukan melalui aktivitas interaktif, refleksi pengalaman, serta pendekatan konseling ringan yang membantu warga meredakan ketegangan psikologis dan menumbuhkan kembali rasa aman. Selain itu, kegiatan ini membuka ruang dialog bagi masyarakat untuk menyampaikan kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi, sehingga proses pemulihan dapat lebih terarah dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Fadil Maiseptian menegaskan pentingnya perhatian pada aspek psikologis pascabencana. “Trauma tidak selalu terlihat secara kasatmata, tetapi dampaknya dapat bertahan lama. Kami hadir untuk membantu warga bangkit kembali dengan dukungan yang tepat,” ujarnya. Sementara itu, Immu Puteri Sari menambahkan bahwa kolaborasi lintas prodi memiliki nilai strategis dalam penanganan bencana. “Sinergi antara BKI dan Akuntansi memperkuat kontribusi kampus dalam aksi kemanusiaan. Ini menunjukkan bahwa semua disiplin ilmu dapat berperan dalam mendukung masyarakat di masa krisis,” tuturnya.
Dengan kehadiran dosen BKI dan Akuntansi UM Sumatera Barat serta LLHPB PWA Aisyiyah di Asam Pulau, perguruan tinggi berupaya memastikan bahwa masyarakat tidak hanya menerima bantuan fisik, tetapi juga dukungan pemulihan mental dan sosial. UM Sumatera Barat berharap bahwa inisiatif seperti ini terus diperluas untuk memperkuat ketangguhan masyarakat dan membangun kapasitas pemulihan pascabencana secara berkesinambungan. – fdl